Senin, 27 Mei 2013

rute pemberian obat

                                                           RUTE PEMBERIAN OBAT

-          Pilihan rute pemberian obat bergantung pada kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien
-          Perawat sering terlibat dalam menentukan rute pemberian obat yang terbaik dengan berkolaborasi dengan dokter.

Rute Oral
  1. Pemberian Oral
-          Paling mudah dan paling umum digunakan
-          Obat diberikan melalui mulut dan ditelan
-          Lebih murah

  1. Pemberian Sublingual
-          Dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah di absorpsi
-          Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan
-          Bila ditelan, efek yang diharapkan tidak akan dicapai
-          Klien tidak boleh minum sampai seluruh obat larut.

  1. Pemberian Bukal
-          Rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membrane mukosa pipi sampai obat larut
-          Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi
-          Klien juga diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat
-          Obat bukal bereaksi secara local pada mukosa atau secara sistemik ketika obat ditelan dalam saliva.


Keuntungan Pemberian Obat Rute Oral, Bukal, Sublingual
-          Rute ini cocok dan nyaman bagi klien
-          Ekonomis
-          Dapat menimbulkan efek local atau sistemik
-          Jarang membuat klien cemas

Kerugian atau kontraindikasi
-          Rute ini dihindari bila klien mengalami perubahan fungsi saluran cerna, motilitas menurun dan reaksi bedah bagian saluran cerna
-          Beberapa obat dihancurkan oleh sekresi lambung
-          Rute oral dikontraindikasikan pada klien yang tidak mampu menelan (mis, klien yang mengalami gangguan neuromuscular, striktur (penyempitan) esophagus, lesi pada mulut.
-          Obat oral tidak dapat diberikan kepada klien yang terpasang pengisap lambung dan dikontraindikasikan pada klien yang akan menjalani pembedahan atau tes tertentu
-          Klien tidak sadar atau bingung, sehingga tidak mampu menelan atau mempertahankan dibawah lidah
-          Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna, mengubah warna gigi atau mengecup rasa yang tidak enak.

Rute Parenteral

-          Adalah memberikan obat dengan menginjeksinya kedalam jaringan tubuh, pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut  :
  1. Subcutan(SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit
  2. Intradermal (ID), injeksi kedalam drmis tepat dibawah epidermis
  3. Intramuskular (IM), injeksi kedalam otot tubuh.
  4. Intravena (IV), suntikan kedalam vena

Keuntungan dari rute parenteral  :
-          Digunakan jika rute oral di kontraindikasikan
-          Absorbsi lebih cepat
-          Memungkinkan pengantaran obat saat klien dalam kondisi kritis atau terapi jangka panjang
-          Jika perfusi perifer buruk, rute IV lebih dipilih

Kerugian atau kontraindikasi
-          Resiko infeksi dan obat mahal
-          Klien berulang kali disuntik
-          Rute SC, IM, dan Intradermal dihindari pada klien yang cenderung mengalami perdarahan
-          Risiko kerusakan jaringan pada injeksi SC
-          Rute IM dan IV berbahaya karena absorpsinya cepat
-          Rute ini menimbulkan rasa cemas yang cukup besar pada banyak klien khususnya anak-anak.

Beerapa obat diberikan kedalam rongga tubuh selain empat tipe yang tertera diatas.  Berikut adalah pemberian obat yang canggih, dimana perawat memiliki tanggung jawab ;  

  1. Epidural, obat diberikan di dalam ruang epidural via kateter yang telah dipasang oleh perawat anestesi atau ahli anestesi.  Teknik pemberian obat ini paling sering digunakan untuk memberikan analgesic pasca operasi
  2. Intratekal, obat intratekal diberikan melalui sebuah kateter yang telah dipasang kedalam ruang subarakhnoid atau kedalam salah satu ventrikel otak.  Pemberian intratekal seringkali berhubungan dengan pemberian obat jangka panjang melalui kateter yang dipasang melalui pembedahan
  3. Intraoseosa, metode pemberian obat ini dilakukan dengan memasukkan obat langsung kedalam sumsum tulang, metode ini paling sering digunakan pada bayi, sering digunakan pada kondisi kedaruratan dan akses IV yang tidak dapat dilakukan, dokter menginserasi jarum intraoseosa kedalam tulang tibia, sehingga perawat dapat memberikan obat.
  4. Intraperitoneal, obat diberikan kedalam rongga peritoneum, disini obat diabsorpsi kedalam sirkulasi.  Kemoterapi dan antibiotic biasanya diberikan dengan cara ini
  5. Intrapleura, obat diberikan melalui dinding dada langsung kedalam ruang pleura
  6. Intraarteri, pada metode ini obat dimasukkan langsung kedalam arteri.  Infusi intraarteri umum dilakukan pada klien yang di dalam arterinya terdapat bekuan
  7. Intrakardiak, injeksi langsung kedalam jaringan jantung dan intraartikular, injeksi obat kedalam sebuah sendi.  Biasanya metode ini hanya dilakukan oleh dokter.

Pemberian Topikal
-          Obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa
-          Menimbulkan efek local
-          Pemberian topical dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampur obat
-          Efek sistemik timbul, jika kulit klien tipis, konsentrasi obat tinggi, atau jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu lama
-          Metode pengantaran obat ini menjamin klien menerima kadar obat secara kontinu dalam darahnya, bukan kadar yang terputus-putus, seperti yang terjadi pada pemberian obat dalam bentuk oral atau injeksi
-          Dapat diberikan sekurang-kurangnya 24 jam sampai tujuh hari
-          Obat juga dapat diberikan pada membrane mukosa, biasanya diabsorpsi lebih cepat.
-          Perawat menggunakan metode dibawah ini dalam pemberian obat pada membrane mukosa  :
  1. Pemberian cairan secara langsung (contoh, meminta klien berkumur, mengusap tenggorok)
  2. Insersi obat kedalam rongga tubuh (contoh, menempatkan supositoria pada rectum atau vagina, atau menginsersi paket obat kedalam vagina)
  3. Instilasi (pemasukan lambat) cairan kedalam rongga tubuh (contoh, memasukkan tetes telinga, tetes hidung, dan memasukkan cairan kedalam kandung kemih dan rectum)
  4. Irigasi  (mencuci bersih) rongga tubuh (contoh, membilas mata, telinga, vagina, kandung kemih, atau rectum dengan obat cair)
  5. Penyemprotan (contoh, memasukkan obat kedalam hidung dan tenggorok)

Inhalasi
-          Saluran napas bagian dalam memungkinkan area permukaan yang luas untuk absorpsi  obat
-          Obat dapat diberikan melalui pasase nasal, pasase oral, atau selang dipasang kedalam trakea
-          Dapat menimbulkan efek local
-          Obat, seperti oksigen dan anastesi umum menghasilkan efek sistemik umum
  1. Inhalasi Nasal
-          Obat diinhalasi melalui hidung menggunakan sebuah alat yang menghantar obat
-          Efek dari obat yang disemprotkan antara lain vasokonstriksi jalan napas
-          Obat lain yang diberikan dengan cara ini antara lain anestesi local, steroid dan oksigen
  1. Inhalasi Oral
-          Inhalasi oral paling sering digunakan untuk menghantar obat ke sel target atau organisme di parenkim paru
-          Obat selalu dihantar oleh alat yang dipegang ditangan klien, obat berbentuk inhaler dan disemprotkan lewat oral (aerosol, uap atau bubuk yang masuk kesaluran udara  diparu
-          Metered Dose Inhalers (MDI) memfasilitasi pengantaran obat ke parenkim paru
-          Teknik yang digunakan klien pada pemberian obat inhalasi oral perlu dipantau, khususnya pada bayi atau lansia
Pemberian Melalui Endotrakea atau Trakea
-          Dalam situasi kedaruratan, jika klien tidak terpasang selang intravena, beberapa obat darurat dapat diberikan melalui selang yang telah ditempatkan kedalam trakea klien. 
-          Perawat yang turut dalam melakukan resusitasi secara khusus dilatih untuk memberikan obat dengan cara ini.

Intraokuler
-          Pemberian dilakukan dengan menginsersi obat berbentuk cakram, yang mirip sebuah lensa kontak, kedalam mata klien
-          Obat mata berbentuk cakram ini memiliki dua lapisan lunak luar yang didalamnya terdapat obat. 
-          Cakram diinsersi kedalam mata klien, sangat mirip lensa kontak
-          Cakram dapat tetap didalam mata klien selama satu minggu
-          Pilokarpin, obat yang digunakan untuk mengobati glaucoma, adalah cakram obat yang paling sering digunakan

 Sumber : slide dosen ibu RIMA MARHAMAH,SKep.NS


Sabtu, 25 Mei 2013

5 Benar Obat



PEMBERIAN OBAT

-          Persiapan dan pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat
-          Perawat menggunakan ”lima benar” pemberian obat untuk menjamin pemberian obat yang aman.

↔Benar obat
 ↔Benar dosis
  ↔Benar Klien
↔Benar rute pemberian
   ↔Benar waktu

  1. Benar Obat
-          Apabila obat pertama kali diprogramkan, perawat membandingkan etiket obat atau format pencatatan unit dosis dengan instruksi yang ditulis dokter.
-          Membandingkan label pada wadah obat dengan format atau etiket obat
-          Perawat melakukan ini sebanyak tiga kali, yaitu  :

  1. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci atau lemari
  2. Pada saat sejumlah obat yang diprogramkan dipindahkan dari wadahnya
  3. Sebelum mengembalikan wadah obat ketempat penyimpanan

-          Perawat hanya memberikan obat yang dipersiapkannya
-          Jika terjadi kesalahan, perawat yang memberikan obat bertanggung jawab terhadap efek obat.
-          Upayakan untuk tidak menyiapkan obat dari wadah tidak bertanda atau wadah yang labelnya tidak terbaca.
-          Apabila klien menolak obat, upayakan untuk tidak mengembalikan obat ke wadah aslinya atau memindahkan obat tersebut ke wadah lain.

  1. Benar Dosis
-          Sistem unit – dosis distribusi obat meminimalkan kesalahan karena kebanyakan obat tersedia dalam dosis yang sesuai
-          Apabila sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang dokter memprogramkan suatu sistem perhitumgan obat yang berbeda dari yang disediakan oleh ahli farmasi, resiko kesalahan meningkat
-          Gelas ukur, spuit dan sendok yang dirancang khusus dapat digunakan untuk menghitung obat dengan akurat.

  1. Benar Klien
-          Langkah penting dalam pemberian obat dengan aman adalah meyakinkan bahwa obat tersebut diberikan pada klien yang benar
-          Perawat bertanggung jawab dalam memberikan obat  terhadap banyak klien
-          Untuk mengidentifikasi klien dengan tepat, perawat memeriksa kartu, format, atau laporan pemberian obat yang dicocokkan dengan nama atau no  rekam medik klien, atau  meminta klien untuk menyebutkan namanya sewaktu perawat memberikan obat.
-          Ketika menanyakan nama klien, perawat sebaiknya tidak menyebut suatu nama dan berasumsi bahwa respons klien menunjukkan bahwa klien adalah orang yang benar, sebaiknya perawat meminta klien menyebutkan nama lengkapnya.
-          Klien yang menggunakan obat secara mandiri di rumah harus diperingatkan untuk tidak pernah memberi obatnya kepada anggota keluarga atau teman.

  1. Benar Rute
-          Apabila sebuah instruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat mengonsultasikannya kepada dokter
-          Bila rute pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.

  1. Benar Waktu
-          Perawat harus mengetahui alasan sebuah obat di programkan untuk waktu tertentu dalam satu hari dan apakah jadwal tersebut dapat diubah
-          Contoh dua obat diberikan, satu q8h (setiap 8 jam) dan yang lain tid (3 kali sehari).  Kedua obat diberikan tiga kali dalam 24 jam
-          Tujuan diberikan obat q8h dalam hitungan jam adalah mempertahankan kadar terapeutik obat.  Perbedaannya, obat tidak diberikan selam klien terjaga. 
-          Setiap institusi memiliki rekomendasi jadwal waktu untuk obat yang harus diberikan dengan interval sering
-          Beberapa obat memerlukan penilaian klinis perawat dalam menentukan waktu pemberian obat yang tepat.  Obat tidurpun harus diberikan menjelang klien tidur, jika perawat menyadari bahwa sebuah prosedur dapat mengganggu tidur klien, sebaiknya pemberian obat ditunda sampai suatu waktu dimana klien dapat memperoleh manfaat optimal obat
-          Perawat mengkaji tingkat nyeri klien untuk menentukan tingkat ketidaknyamanan
-          Apabila perawat menunggu sampai nyeri klien menjadi parah maka efek analgesik mungkin tidak cukup.
-          Untuk klien yang sulit mengingat waktu minum obat, perawat dapat membuat bagan yang memuat daftar waktu pemberian setiap obat.


Sumber : Slide dosen Ibu RIMA MARHAMAH,SKep.NS